PULANG dari palatiahan aku sempatkan
untuk mampir ketoko busana muslim. Aku membelikan beberapa stel busana muslimah
untuk Raihana. Juga daster. Serta pakaian bayi. Ketika malihat toko emas aku
tertarik membelikan gelang untuknya. Aku ingin membelikan hadiah kejutan
untuknya. Aku ingin dia tersenyum bahagia melihat kedatanganku.
Aku tidak langsung kerumah ibu
mertua, tempat dimana Raihana sekarang berada. Tapi terlebiha dahulu ke rumah
kontrakkan untuk memenuhi pesan Raihana, mencairkan uang tabungannya. Sampai
dirumah, aku langsung membuka kasur tempat dia tidur selama ini. Aku tersentak
kaget. Dibawah kasur itu, kutemukan puluhan kertas merah jambu. Hatiku
berdesir,darahku terkesiap. Surat cinta siapa itu ? rasanya
aku tidak pernah membuat surat cinta untuk isteriku. GHa! Jangan-jangan ini
surat cinta isteriku dengan lelaki lain. Jangan-jangan isteriku serong.awas
kau...!! Dengan diliputi rasa curiga dan
penasaran. Aku takut ia berbuat yang tidak aku inginkan. Segera kuambil
tumpukan surat itu. kubaca dan kuamati betul-betul. Aku terpana sesaat. " benar, ini tulisan tangan
Raihana sendiri. Lolu untuk siapa Raihan menulis surat-surat cinta ini!! Gumamku dalam hati dengan penuh
keheranan.
Kubaca satu persatu surat itu.
Dan...... ya Rabbi..... ternyata surat-surat ini adalah
ungkapan hati Raihana yang
selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku,
mati-matian meredam rindu akan belainku. Ia menguatkan diri menaha nestapa dan
derita yangluar biasa karena atas sikapku. Hanya Allah-lah tempat ia meratap
melabuhkan dukanya, dan...... ya Allah, ia setia memanjatkan doa rabithah, doa ikatan cinta dengan tulus dan
ikhlas untuk kebaikan suaminya. Dan betapa ia mendambakan hadirnya cinta sejati
yang murni suci dariku.
Ya Rabbi. Tanpa sepengetahuanku, selama
dua bulan sebelum aku mengantarnya kerumah ibu mertua ia bahkan sering puasa
sunnah demi meredam hasrat biologisnya yang tak pernah kupahami. Ia kuatkan
berpuasa demi mensucikan dirinya dari jerat kehinaan. Nyaris ia putus asa
menanti cairnya cintaku. Beruntung ia memiliki cahaya Al quran didalam hatinya.
"Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpah di hadapan-Mu. Lakal
Hamdu Ya Rabb. Telah engkau mulia akan hamba dengan alquran. Kau kuatkan diri
hamba dengan cahaya alquran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini,
niscaya hamba sudah terperosok da/am jurang kenistaan. Ya Rabbi, curanhkan
tambahan kesabaran pada diri hamba.....'' tulis Raihana.
Ia lawan badai derita yang
menerpannya dengan doa dan lantunan ayat suci alquran. Sungguh perempuan yang
mulia dia. Hatinya begitu putih. Jiwanya bersih.
Sedangkan aku? Oh, betapa
zhalimnya, aku selama ini. Ya Rabbi,ampunanilah hamba-Mu yang zhalimi ini.
Ampunilah ya Rabb!.
Di akhir lembaran suratnya
Raihana berdoa,
“Ya Allah inilan hamba-Mu yang
kerdilpenuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintu-Mu. Melabuhkan derita
jiwa ini kehadiran-Mu. Ya Allah tujuh bulan sudah hamba-Mu yang lemah ini hamil
penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa tega suami hamba, ia tak mempedulikan
hamba dan menelantarkan hamba. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih
kurang apa kesetiaan hamba padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya aiiah,
jika memang masih ada yang kurang iihamkaniah pada hamba-Mu yang dhaif ini cara
berahkiak yang iebih muiia iagi pada suaminya.
Ya aiiah, dengan rahmat-Mu hamba
memohon jangan engkau murkai dia karena keiaiaiannya. Cukup hamba saja yang
menderita. Biariah hamba saja yang menanggung nestapa. Jangan engkau murkai
dia, dia adaiah ayah dari janin yang hamba kandung ini. Jangan engkau murkai
dia, dengan cinta hamba teiah memaafkan segaia khiiafanya, hamba tetap
menyayanginya, ya aiiah beriiah hamba kekuatan untuk setia berbakti dan
memuiiakanya. Ya aiiah,Engkau Maha tau bahwa hamba sangat mencintainya
karena-Mu. Ya sampaikaniah rasa cinta hamba ini kepadanya dengan cara-Mu yang
paling bijaksanna. Teguriah dia dengan teguran rahmat-Mu. Ya aiiah,
dengarkaniah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau.
Mahasuci Engkau ya allah,sungguh hamba mengakui hamba termasuk go/ongan
orang-orang yang zhalim. Amin "
Tak terasa air mataku
mengalir,dadaku sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisanku meledak. Dalam
isak tangisku semua kuabaikan Raihan selama ini terbayang. Wajahnya yang teduh
dan baby face, pengorbanan dan pengabdianya
yang tiada putusnya, suaranya yang lembut. Tangisannya saat bersimpuh dan
memeluk kedua kakiku, semua terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta. Ya
cinta itu datang dalam keharuanku. Dalam kaharuanku terasa ada hawa sejuk turun
dari langit dan merasuk dalam jiwaku, seketika itu, pesona kecantikan Cleopatra
memudar; berganti cahaya cinta Raihana yang terbang di hati. Hatiku terasa
basah. Rasa sayang cintaku pada Raihana tiba-tiba terasa begitu kuat mengakar
di seluruh syaraf dan nadi. Dan sukmaku diliputi rasa rindu luar biasa. Cahaya
Raihana terus berkali-kali dimata. Aku tiba- tiba begitu merindukannya untuk
segera menumpakan tangis cinta dipangkuannya. Ya allah sungguh bijaksana Engkau
mengatur kahidupan. Subhanaka ya rabbi!
Segera kukejar waktu untuk
membagi cintaku pada Raihana. Membagi rinduku yang tiba-tiba memenuhi rongga
dada. Air mataku berderai-derai. Kukebut kendaraan ku. Kupacu kencang diiringi
derai air mata yang tiada berhenti menetes di jalanan. Aku tak peduli. Aku
ingin segera sampai dan meluapkan cinta ini padanya. Padanya yang berhati
mulia. Bergitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan
dengan mangambil nafas panjang dan mengusap air mata. Melihat kedatanganku ibu
mertua serta merta memelukku dan menangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut
menangis.
"Mana Raihana Bu?"
Ibu mertua hanya menangis dan
menangis. Aku terus bertannya apa sebenarnya yang terjadi.
"Isterimu, Raihana isterimu
dan anakmu yang dikandungannya!"
"Ada apa dengan dia?"
"Dia telah tiada."
"Ibu berkata apa?"
"isterimu telah meninggal
dunia. Satu minggu yang lalu. Dia terjatuh dikamar mandi. Kami membawanya
kerumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal dia berpesan
untuk memintakan maaf kepadamu atas segala kekurangan dan khilafannya selama menyertaimu.
Dia minta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia minta maaf telah tidak
sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhainya."
Hatiku bergetar hebat.
"Ke....kenapa ibu tidak
memberi kabar kepadaku?"
"ketika Raihana di bawa ke
rumah sakit, aku sudah mengutus seorang menjemputmu kerumah kontrakkan tapi kau
tiada ada. Dihubungi kekampus kau ternyata sedang pelatihan di Jawa Barat. Kami
tak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana juga berpesan agar jangan sampai kami
mengganggu ketenganmu salama pelatihan. Dan ketika
Raihana meninggal kami sangat
sedih, kami camkan kesedihan tiada terkira. Jadi maafkanlah kami."
Aku menangis tersedu-sedu.
Hatiku sangat pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku sedang merasakan cinta yang
membara pada Raihana, ia telah tiada. Ketika aku ingin menebus semua dosa yang
keperbuat padanya, ia telah meninggal kan aku. Ketika cintaku padanya sedang
membuncah-buncah. Rinduku padanya menggelegak- gelegak. Dan aku ingin
memuliakannya sepanjang hayatku. Aku hanya terlambat. Dia telah tiada. Dia
telah meninggalkan aku untuk selamanya tanpa memberikan kesempatan padaku untuk
sekedar meminta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan
penyesalan dan rasa bersalah tiada terkira.
Ibu mertua mengajakku kesebuah
gundukan tanah masih baru di kuburkan yang letaknya dipinggir desa. Diatas
gundukkan itu ada dua batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana.
Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu, dan penyesalan yang luar biasa.
Aku menangis tersedu-sedu, ,memanggil-mangil nama Raihana seperti orang gila.
Sukmaku menjerit-jerit, mengiba-iba. Aku ingin Raihana hidup kembali. Hatiku
perih tiada terkira.
Dunia tiba-tiba gelap semua...............
Telah selesai ditulis Di Cairo,
januari 2002. Direvisi kembali Di Semarang,
oktober 2003. Untuk mereka yang menganggap Kecantikan adalah segalanya!
No comments:
Post a Comment